Minggu, 31 Maret 2013

TEORI EVOLUSI CHARLES DARWIN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia pada dasarnya bukanlah makhluk yang sangat luar biasa, karena kita juga berasal dari sumber evolusi yang sama sebagaimana halnya spesies lainnya. Seleksi alam gen yang telah memberikan kita (manusia) tubuh dan otak. Namun demikian, otak yang diberikan oleh seleksi alam kepada kita adalah otak dengan ukuran yang luar biasa besarnya, sedemikian besarnya sehingga otak dapat melakukan sesuatu yang luar biasa.
Dengan menggunakan bahasa dan budaya, manusia telah membentuk masyarakat dimana terjadi evolusi seperti yang dikatakan oleh teri Darwin.
Kita hidup dalam lingkungan yang sangat terpelihara, sebagian besar di atur oleh teknologi,sebagian besar terpisah dari lingkungan dimana gen kita pada mulanya diseleksi secara alamiah. Dengan demikian apa yang berbeda mengenai kita adalah bahwa tidak mungkin melihat lagi untuk melihat manusia dengan cara yang sama seperti melihat lebah liar atau kianguru. Kenapa demikian? Apa yang dilakukan oleh kanguru yang meningkatkan kelangsungan hidup gennya?. Dengan demikian, evolusi merupakan prinsip yang paling berpengaruh dalam biologi. Oleh karena itu, mmenjadi untaian tema yang di bahas dalam makalah ini.
Pada kesempatan ini, makalah yang kami susun ini adalah tentang materi evolusi. Yang pada dasarnya, di terapkan oleh Darwin yang menyajikan kasus-kasus yang meyakinkan tentang evolusi tersebut dan menghubungkan apa yang sebelumnya dilihat sebagai suatu kumpulan fakta membingunkan dan tidak saling berkaitan menjadi suatu pandangan kohesif mengenai kehidupan.
Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran tentang materi tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Konteks historis untuk teori evolusi
2.      Revolusi Darwinian
3.      Bukti-bukti evolusi
4.      Evolusi populasi
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui konsep teori Darwin
2.      Memberikan wawasan mengenai konsep teori evolusi
3.      Untuk mengetahui bagaimana asal mulanya suatu kehidupan, spesies, dan tumbuhan.


BAB II
PEMBAHASAN TEORI

A.    KONTEKS HISTORIS UNTUK TEORI EVOLUSI
Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas Bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk  keaneka ragaman yang sangat luas seperti apa yang dapat kita temukan saat ini. Darwin mengetengahkan berbagai topik yang populer  dalam biologi misalnya besarnya keaneka ragaman dalam organisme, asal usul organisme dan kekerabatan, kemiripan dan perbedaannya, penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

1.      Skala alam teologi alami
Sejumlah filsuf klasik Yunani meyakini terjadinya evolusi kehidupan secara bertahap. Akan tetapi, para filsuf yang paling mempengaruhi kebudayaan Barat. Plato (427-347 SM) dan muridnya Aristoteles (384-322 SM), tetap memegang pendapat yang bertentangan dengan konsep evolusi. Plato yakin mengenai dua dunia. Yaitu suatu dunia nyata yang ideal dan kekal, dan suatu dunia khayal (ilusi) yang tidak sempurna yang kita tangkap melalui alat indera kita. Evolusi akan kontra produktif di dalam suatu dunia di mana organisme ideal sudah teradaptasikan secara sempurna terhadap lingkungannya.
Aristoteles yakin bahwa semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam suatu skala atau tangga dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi yang kemudian di kenal sebagai skala alam. Masing-masing bentuk kehidupan memiliki anak tangga yang telah ditentukan untuknya pada tanggal tersebut dan setiap anak itu diambil (terisi). Dalam pandangan mengenai kehidupan yang telah berlaku selama 2000 tahun ini, spesies bersifat permanen, sempurna, dan tidak berkembang.
Dalam budaya Judeo-Kristen, kitab perjanjian lama yang berisi penciptaan, dikuatkan ide bahwa setiap spesies telah diciptakan atau dirancang satu persatu dan bersifat permanen. Pada awal tahun 1700-an, biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh teologi alami, yaitu suatu filosofi yang dikhususkan pada penemuan rencana sang pencipta dengan cara mempelajari alam. Para pengikut teologi alami melihat adaptasi organisme sebagai bukti bahwa sang pencipta telah merancang masing-masing dan setiap spesies untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan utama tenologi alami adalah untuk mengelompokkan spesies dan memperlihatkan tahapan skala kehidupan yang telah dicitakan oleh Tuhan.
Carlos Linnaceus (1707-1778), seorang dokter dan ahli botani Swedia, mecari keteraturan dalam keanekaragaman kehidupan “untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan”. Linnaeus adalah pendiri Taksonomi, yaitu cabang biologi yang membahas penamaan dan pengelompokan bentuk kehidupan yang sangat beraneka ragam. Beliau mengembangkan system dua bagian atau binominal untuk menamai organisme menurut genus dan spesies yang masih tetap digunakan hingga saat ini. Selain itu, Linneaus memakai suatu system untuk mengelompokkan spesies yang saling mirip dalam suatu jenjang kategori yang semakin umum. Sebagai contoh, spesies yang mirip dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan kedalam family yang sama, dan demikian selanjutnya. Bagi Linneaus pengelompokan spesies dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian system toksonominya ternyata menjadi titik focus pendapat Darwin mengenai evolusi.

2.      Cuvier, Fosil, dan Katastrofisme
Kajian mengenai fosil juga menjadi dasar kerja bagi ide Darwin. Fosil adalah peninggalan bersejarah organisme dari masa lalu, yang mengalami mineralisasi di dalam batuan. Sebagian besar fosil ditemukan dalam batuan sedimen atau batuan endapan yang terbentuk dari pasir dan lumpur yang mengendap didasar laut, danau, dan rawa. Lapisan-lapisan endapan baru akan menutupi lapisan endapan yang lebih tua dan menekannya menjadi lapisan batu yang saling berimpitan yang disebut strata (tunggal). Kemudian, erosi mungkin mngikis strata yang paling atas dan menyikap strata yang lebih tua yang terkubur. Fosil dalam lapisa-lapisan itu menunjukkan bahwa suatu suksesi (urutan)  organisme-organisme telah mnghuni bumi sepanjang masa.
Paleontology, yakni ilmu mengenai fosil, telah banyak dikembangkan oleh ahli anatomi Perancis Georges Cuvier ((1769-1832), menyadari bahwa sejarah kehidupan teekan dalam strata yang mengandung fosil, ia mendokumentasikan suksesi spesies-spesies fosil di Lembah Paris. Dia mencatat bahwa setiap strata ditandai dengan suatu kelompok spesies fosil yang unik, dan semakin dalam (semakin tua) stratum maka semakin berbeda flora (kehidupan tumbuhan) dan fauna (kehidupan bainatang) dari kehidupan modern. Bahkan Cuvier mengenali bahwa kepunahan merupakan peristiwa yang umum terjadi dalam sejarah kehidupan. Dari stratum ke stratum, spesies baru muncul dan spesies lain menghilng. Namun, cuviier merupakan penentang kuat bagi para penganut evolusi pada masanya. Sebagai penggantinya, ia mendukung faham katastrofisme, dan berspekulasi bahwa setiap batas di antara strata berhubungan dengan suatu masa terjadinya bencana alam yang memusnahkan banyak spesies yang hidup di sana pada masa itu. Ia mengemukakan bahwa bencana alam periodic ini umumnya hanya terbatas pada suatu wilayah geografis local dan bahwa daerah yang mengalami kerusakan atau bencana telah di huni kembali oelh spesies yang berpindah dari daerah lain.

3.      Teori-teori gradualisme geologis
Bersaing dengan teori Katastrofisme Cuvier adalah suatu ide yang berbeda mengenai bagaimana proses geologis membentuk lapisan kerak bumi. Pada tahun 1795, ahli geologi Skotlandia James Hutton (1726-1797) mengemukakan bahwa adalah suatu hal yang mungkin untuk menjelaskan berbagai bentuk  tanah dengan mekanisme yang sedang bekerja di Dunia. Sebagai contoh: ia menyarankan bahwa tebing terbentuk oleh sungai yang memotong bebatuan, dan bahwa batuan sedimen dengan fosil hewan laut terbentuk dari pertikel yang telah terkena erosi dari daratan yang dibawa oleh sungai kelautan. Huton menjelaskan sifat dan ciri geologis Bumi dengan teori Gradualisme (secara bertahap), yang menganggap bahawa perubahan yang dalam dan nyata merupakan produ kumulatif proses yang berlangsung lambat namun berlangsung terus-menerus.
Ahli geologi terkemuka pada masa Darwin, seorang berkebangsaan skotlandia bernama Charles Lyell (1997-1875), memaduka teori gradualisme Hutton dalam suat teori yang di kenal dengan nama uniformmitarianisme atau keseragaman. Istilah-istilah itu mengacu pada ide Lyell bahwa proses geologis masih belum berubah sepanjang sejarah Bumi ini. Dengan demikian,  sebagai contoh, gaya yang membangun pegunungan dan mengikis pegunungan serta laju dimana gaya ini bekerja saat ini sama besarnya seperti dimasa silam. Darwin dipengaruhi sangat kuat oleh dua kesimpulan yang dihasilkan dari pengamatan Hutto dan Lyell. Yaitu:
Ø  Jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja yang lambat dan terus-menerus dan bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba, maka Bumi ini sudah pasti sangat tua, tentunya jauh lebih tua dari 6000 tahun seperti yang dinyatakan oleh banyak ahli teologi berdasarkan petunjuk dari kitab injil.
Ø  Prose yang sangat lambat namun sangat halus yang bertahan selama periode waktu yang sangat panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar. Namun, Darwin bukanlah seseorang yang pertama menerapkan prinsip gradualisme pada evolusi biologi.

4.      Penempatan fosil dalam suatu konteks evolusi
Menjelang akhir abas ke-18, beberapa ilmu ahli alam menyatakan bahwa kehidupan telah berkembang bersama-sama dengan evolusi Bumi ini akan tetapi, hanya satu di antara para pendahulu Darwin yang mengembangkan suatu model konfrehensif untuk mencoba enjelaskan bagaimana kehidupan berevolusi. Dia adalah Jean Baptiste Lamarck (1744-1829)
Lamarck mempublikasikan teori evolusinya pada tahun 1809, tahun kelahiran Darwin. Lamarck saat itu mengepalai koleksi invertebarata di Museum nsejarah alam di paris. Dengan cara membandingkan spesies masa kini dengan bentuk-bentuk fosil, ia dapat melihat beberapa garis keturunan, masing-masingnya memberika urutan kronologis dari fosil yang lebih tua hingga fosil yang lebih muda yang menuju ke spesies modern. Apabila Aristoteles mengtakan melihat satu anak tangga, maka, Lamarck mengatakan melihat banyak, dan ia berpikir bahwa spesies yang dapat menaiki anak tangga itu dan menjjadi spesies yang lebih kompleks. Pada anak tangga yang paling bawah terdapat organisme mikroskopik, yang diyakini oleh Lamarck dihasilkan terus-menerus secara spontan dari bahan-bahan yang tidak hidup. Pada puncak tangga evolusi terdapat tumbuhan dan hewan yang paling kompleks. Evolusi telah di gerakkan oleh suatu kecenderungan naluriah untuk menjadi semakin kompleks, yang oleh Lamarck di samakan dengan kesmepurnaan.
Ketika organisme mencapai kesempurnaan, organisme itu dapat semakin lebih baik beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, Lamarck yakin bahwa evolusi memberikan respon terhadap kebutuhan yang dirasakan oleh organisme. Lamarck terutama di kenang karena mekanisme Karena mekanisme yang dikemukakannya untuk menjelaskan bagaimana adaptasi spesifik berkembang. Mekanisme tersebut menggabungkan dua ide yang populer pada masa Lamarck. Yaitu:
Ø  Bahwa bagian-bagian tubuh yang digunakan seara luas untuk menghadapi lingkungan akan menjadi lebih besar dan lebih kuat, sedangkan di pihak lain, bagian-bagian tubuh yang tidak digunakan akan mengalami penurunan. Salah satu contohnya adalah berkembangnya lotot lengan atas yang lebih dengan pandai besi yang memegang palu dan seekor jerapah yang merentangkan lehernya untuk mencapai dedaunan pada cabang-cabang yang tinggi.
Ø  Disebut dengan pewarisan sifat yang diperoleh. Dalam konsep hereditas ini, modifikasi yang didapatkan oleh suatu organisme dapat diteruskan pada turunannya. Leher jerapah yang panjang, demikian Lamarck beranggapan, berkembang se ara perlahan-lahan sebagai produk komulatif banyak sekali generasi nenek moyang yang merenggangkan lehernya semakin tinggi dan semakin tinggi lagi.
Namun demikian, tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang didapatkan bisa diwariskan. Para pandai besi bisa meningkatkan kekuatan dan staminanya sepanjang hidupnya karena mengayun-ayunkan palu yang berat, tetapi sifat yang didapatkan ini tidak mengubah gen yang di wariskan oleh gamet kepada keturunannya. Meskipun teori Lamarck dicemoh oleh beberapa kalangan saat ini karena kesalahan asumsinya bahwa sifat yang di dapatkan bisa di wariskan, pada masa Lamarck konsep pewarisan tersebut umumnya di terima. Namun demikian, bagi sebagian besar sejawat Lamarck, mekanisme evolusi merupakan topic pembicaraan yang tidak relevan karena mereka sangat yakin bahwa spesies sudah mantap dan tidak ada teori evolusi yang dapat diterima secara serius. Lamarck telah difitnah, khususnya oleh Cuvier, yang tidak berperan dalam evolusi. Dalam retrokspeksi, sesungguhnya Lamarck pantas mendapatkan banyak kredit dan pujian bagi teorinya yang berpandangan ke depan dalam berbagai hal: dalam tuntutannya bahwa evolusi merupakan penjelasan paling baik bagi adanya fosil dan keanekaragaman kehidupan saat ini, dalam pengakuannya atas kehebatan usia bumi.

B.     REVOLUSI DARWINIAN
1.      Sejarah Darwin
Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0446A.jpgCharles Darwin (1809-1882) lahir di Shrewsbury di Ingris bagian barat. Bahkan sebagai seorang anak kecil, ia sudah memiliki minat yang sangat besar pada alam. Ketika ia tidak sedang membaca buku mengenai alam, ia akan memancing, berburu, dan mengumpulkan serangga. Ayah Darwin, seorang dokter yang sangat terhormat dan terkenal, melihat bahwa tidak ada masa depan bagi ahli ilmu alam, maka ayahnya menyekolahkan Charles ke University of Endinburgh untuk belajar kedokteran. Berumur 16 tahun pada masa itu, Charles merasa bahwa sekolah kedokteran sangat membosankan dan memuakkan. Meskipun ia berhasil mendapatkan nilaidan angka yang baik, ia meninggalkan sekolahnya tanpa gelar dan kemudian mendaftarkan dirinya di Christ College di Cambridge University, dengan harapan menjadi seorang imam. Pada masa itu di Britsnia Raya, sebagian besar ahli ilmu alam dan sains lainnya masuk dalam kelompok imam. Darwin menjadi murid dari pastur John Henslow, professor botani di Crambidge University. Segera setelah Darwin menerima gelar BA pada tahun 1831, professor Henslow merekomendasikan lulusan muda tersebut ke kapten Robert Fitz Roy, yang sedang mempersiapkan kapal survey Beagle untuk suatu pelayaran mengelilingi dunia.

a.      Pelayaran kapal HMS Beagle
Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0440A.jpgRiset lapangan membantu Darwin membentuk pandangan mengenai suatu kehidupan. Saat Darwin berumur 22 Tahun, ketika ia berlayar da ri Britania Raya pada bula desember 1831, misi utama pelayaran tersebut adalah mendata daerah-daerah di sepanjang rentangan garis pantai Amerika Selatan yang masih kurang dikenal saat itu. Ketia anak buah kapal mengadakan survi di pesisir, Darwin menghabiskan sebagian besar waktunya di pantai, mengamati dan mengumpulkan ribuan specimen fauna dan flora yang eksotik dan beragam ketika kapal berlayar mengelilingi benua tersebut, Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yng menempati lingkungan yang sedemikian beranekaragam seperti hutan belantara Brasil, padang rumput luas Argentina, daerah terpencil Tierra del Fuego dekat antartika, dan ketinggian yang menjulang dari puncak pegunungan Andes.
Darwin menulis banyak sekali mengenai fauna dan flora dari berbagai daerah di Amerika Selatan. Ia mencatat bahwa tumbuhan dan hewan di benua itu memiliki ciri khas Amerika Selatan, yang sangat berbeda dari tumbuhan dan hewan di beunua Eropa. Namun hak tersebut belum mencengangkan. Akan tetapi, Darwin juga mencatat bahwa tumbuhan dan hewan di daerah yang beriklim sedang Amerika Selatan lebih dekat kekerabatannya dengan spesies yang hidup di daerha tropis  benua tersebut di bandingkan dengan spesies di daerah yang beriklim sedang di daratan Eropa. Selain itu, fosil di Amerika Selatan yang ditemukan oleh Darwin, meskipun jelas berbeda dari spesies modern, sangat jelas khas Amerika Selatan dalam kemiripannya dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di benua tersebut.
Saat kapal Beagle berlayar dari Galapagos, Darwin telah selasai membaca buku lyell yang berjudul Principles of Geology. Ide Lyell, bersama-sama dengan pengalamnnya di kepulauan Galapagos, telah membuat Darwin meragukan pandangan gereja bahwa bumi adalah statis dan diciptkan hanya beberapa ribuan tahun yang lalu. Dengan mengakui bahwa bumi ini sudah sangat tua dan secara spontan berubah, Darwin telah mengambil langkah penting menuju pengenalan bahwa kehidupan di Bumi juga telah berevolusi.

b.      Pembelajaran Darwin pada adaptasi
Setelah kembali ke Britania Raya pada tahun 1836, Darwin mulai mengevaluasi kembali semua yang telah diamati selama pelayaran kapal beagle. Ia mulai memahami bahwa asal mula spesies baru dan adaptasi dengan lingkungan adalah dua proses yang saling berkaitan. Tampak bagi dia bahwa sebuah spesies baru timbul dari bentuk nenek moyangnya melalui akumulasi adaptasi yang terjadi secara bertahap terhadap lingkungan hidup yang berbeda. Sebagai contoh, jika suatu sawar geografis; seperti selat yang memisahkan pulau-pulau dikedua populasitersebut semakin lama semakin berbeda sehingga bisa dipisahkan menjadi dua spesies yang berbeda. Dari kajian-kajian yang dilakukan bretahun-tahun setelah pelayaran Darwin, para ahli biologi telah menyimpulkan bahwa inilah yang terjadi pada burung fich di Galapagos itu. Satu diantara banyak perbedaan pada burung finh  itu adalah paruhnya, yang telah dia daptasikan dengan makanan khas yang tersedia pada pulau tempat mereka tinggal. Darwin mengantisipasi bahwa menjelaskan bagaimana adaptasi seperti itu mucul, penting bagi pemahaman evolusi.
Pada awal tahun 1844-an Darwin telah mengetahui bagian-bagian penting dari teorinya mengenai seleksi alam sebagai mekanisme evolusi. Akan tetapi, ia masiuh belum mempublikasikan pemikirannya itu. Kesehatannya pada waktu itu dalam keadaan buruk, dan ia jarang sekali meninggalkan rumah. Namun demikian, ia tidak teisoslasi dari komunitas ilmiah. Terkenal sebagai seseorangnaturalis karena surat dan specimen yang dikirimnya ke Britania Raya selama pelayaran kapal beagle, Darwin sering sekali mengadakan korespondensi dan mendapat kunjungan dari Lyell Henslow, dan para sains lainnya.
Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0434A.jpg          Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0435A.jpg         Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0436A.jpg
(a). pemakan biji-bijian                    (b). pemakan serangga                                (c). pemakan serangga

2.      Terjadinya Evolusi dan Seleksi Alam Sebagai Mekanisme Darwin
Darwinisme mempunyai art ganda. Segi pertamanya adalah pengenalan evolusi sebagai penjelasan untuk kesatuan dan keanekaragaman kehidupan. Segi keduanya adalah konsep Darwinian mengenai seleksi alam sebagai akibat evolusi adaftif .

a.      Pewarisan dengan modifikasi
Darwin memandang adnya kesatuan dalam kehidupan, dimana semua organisme berkerabat melalui garis keturunan dari prototype yang tidak diketahui yang hidup pada zaman dahulu kala. Ketika turunan organisme itu terpencar ke berbagai habitat yang berbeda selama jutaan tahun, organisme itu akan mengakumulasi modifikasi atau adaptasi, yang beraneka ragam, yang membuat mereka menjadi cocok dengan suatu cara hidup tertentu.
Dalam pandangan Darwinian, sejarah kehidupan diibaratkan sebagai sebuah pohon dengan banyak sekali cabang yang memunculkan cabang-cabang yang lebih kecil lagi dari batang yang sama, terus sampai ke ujung ranting yang paling muda, suatu symbol keanekaragaman organisme hidup, pada setiap titik percabangan pohon evolusi itu terdapat nenek moyang dimiliki bersama oleh semua garis cabang evolusi dari titik percabangan tersebut. Spesies yang erat sekali hubungannya, seperti singa dan harimau, memiliki banyak sifat dan ciri yang sama karena garis turunan nenek moyangnya sama sampai kecabang terkecil pada pohon kehidupan itu. Banyak cabang evolusi bahkan cabang utama sekalipun merupakan ujung buntu sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di bumi ini sudah punah.
Bagi Darwin, hirarki alamiah dari skema Linneaus mereflesikan geneologi bercabang dari pohon kehidupan dengan organisme pada level taksonomik yang berbeda dihubungkan melalui turunan dari nenek moyang yang sama. Jika kita bisa mengakui bahwa singa dan harimau lebih erat hubungan kekerabatannya  di bandingkan antara singa dan kuda, maka kita telah mengakui bahwa evolusi telah meninggalkan dalam bentuk derajat kekerabatan yang berbeda diantar spesies modern. Karena taksonomi adalah penemuan manusia dengan sendirinya. Akan tetapi, bersama dengan banyak bukti lain, implikasi taksonomi pada evolusi tidak mungkin keliru. Analisis genetik, misalnya membeberkan bahwa spesies yang seperti singa dan harimau, meskipun sangat erat hubungankekeluargaannya atas dasar ciri anatominya dan kriteria lain, memang merupakan kerabat dekat dengan latar belakang hereditas yang sangat mirip.

b.      Seleksi alam dan adaptasi
Ahli biologi evolosi Ernts Mayr telah menguraikan logika teori Darwin mengenai seleksi alam menjadi tiga inferensi berdasarkan lima observasi  yaitu:
·         Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan meningkat  secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil berproduksi dengan baik.
·         Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah kecuali ada fluktusi musiman.
·         Sumber daya lingkungan adalah terbatas
·         Individu-individu dalam suatu populasi sangat jauh berbeda dalam hal ciri-ciri khasnya; tidak akan ada dua individu yang persis sama
·         Banyak diantara variasi tersebut dapat diturunkakan.
Ketiga interferensi/kesimpulan tersebut adalah
Ø  Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat bertahan hidup pada setiap generasi.
Ø  Kelangsungan hidup dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak terjadi secara acak, tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat terwarisi dari individu yang bertahan hidup. Individu yang mawarisi sifat-sifat baik yng membuat individu-individu tersebut cocok dengan lingkungannya, besar kemungkinan akan emnghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya.
Ø  Kemampuan individu untk bertahan hidup dan bereproduksi yang tidak sama ini akan mengakibatkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi.

c.       Seluk beluk seleksi alam
Dalam hal ini, ada beberapa seluk beluk seleksi alam. Salah satunya adalah pentingnya populasi dalam evolusi. Suatu populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Seleksi alam melibatkan interaksi antara individu organisme dan lingkungannya, tetapi individu tidak berkembang. Evolusi diukur hanya sebagai perubahan dalam pembagian relative variasi dalam suatu populasi selama beberapa generasi.
Hal pokok lainnya mengenai seleksi alam adalah bahwa seleksi alam hanya akan memperbesar atau memperkecil variasi yang dapat di wariskan. Seperti yang telah kita lihat bahwa suatu organisme bisa di modifikasi melalui hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa hidupnya, dan ciri yang didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat yang didapat selama maa hidup itu dapat diwariskan.  Kita harus membedakan antara adaptasi yang didapatkan oleh organisme melalui tindakannya sendiri, dan adaptasi yang diwariskan yang berkembang dalam suatu populasi selama beberap generasi sebagai akibat dari seleksi alam.
Juga harus ditekankan bahwa ciri khas seleksi alam tergantung pada situasi: factor lingkungan berbeda dari satu tempat ketempat lain dari dari suatu masa ke masa yang lain.suatu adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak berguna atau bahkan merugikan pada keadaan lain yang berbeda.

C.    BUKTI-BUKTI EVOLUSI
Beberapa orang menolak Darwinisme dan menganggapnya sebagai hanya sebuah teori. Taktik untuk menghilangkan pandangan evolusi mengenai kehidupan ini memiliki dua kekurangan yaitu; pertama, taktik tersebut gagal untuk memisahkan dua tuntutan Darwin, bahwa spesies modern berkembang dari bentuk nenek moyangnya, dan bahwa seleksi alam adalah mekanisme utama untuk evolusi ini. Kesimpulan bahwa kehidupan telah berkembang didasarkan pada bukti-bukti sejarah.
Teori adalah unpaya kita untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya dengan konsep yang mencakup semuanya. Teori ilmiah mengalami evaluasi dan pembaharuan secara terus menerus. Sesungguhnya, para saintis akan membuang konsep evolusi seandainya fakatanya tidak konsisten dengan pengamatan dilapangan. Namun demikian, seiring dengan berkembangnya biologi, pnemuan-penemuan baru; termasuk penyingkapan rahsia biologi molekuler kian akan mensahkan dan menguatkan pandangan Darwinian mengenai kehidupan.

1.      Biogeografi
Penyebara geografis spesies (biogeografi) merupakan hal yang pertama kali memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan d tempat lain). Namun sangat erat erat hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa pertanyaan muncul. Kenapa dua pulau dengan lingkungan yang sangat mirip di tempat yang berbeda di Bumi ini dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat, tetapi oleh spesies secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan hewan pada dareatan yang terdekat, dimana liungkungan seringkali sangat berebeda.
Meskipun pola geografi seperti itu tidak sesuai jika seseorang membayangkan bahwa spesies di tempatkan satu persatu dalam lingkungan ynag sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern dimana mereka berada karena mereka berkembang dari nenek moyang yang menempati daerah itu. Sudut pandang evolusi biografi meramalkan bahwa armadillo (mamalia berkulit keras yang hanya hidup di Amerika) modern adalah turunan yang termodifikasi dari spesies yang terlebih dahulu menempati benua tersebut, dan bukti fosil menguatkan bahwa nenek moyang sepeti itu memang benar pernah ada
­­
2.      Catatan fosil
Pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Contoh lain adalah penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vertebrata yang berbeda-deda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, kemudian disusul oleh amfibia, di ikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan  satu demi satu pada waktu yang hamper samamempertkirakan bahwa semua kelas vertebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil pada bebatuan dalam umur yang sama, yang ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya di amati oleh para ahli paleontology.
Pandangan Darwinian mwngwnai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih dengan spesies modern. Sebagai contoh fosil peralihan menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang yaitu seekeor ikan paus yang berkembang dari nenek moyang yang hidup di darat, suatu transisi evolusioner yang mninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontology yang melakukan penggalian di Negara mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus yang sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Pada bebarapa tahun ini,
Para peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air dengan leluhurnya yang hidup di daratan yang di tunjukkan pada tulang kaki basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuna itu. Paus tersebut sudah menjadi hewan air yang tidak lagi menggunakan kakinya untuk menyokong badannya dan untuk berjalan. Tulang kaki paus fosil yang lebih tua yang bernama ambulocetus lebih kuat  dan kokoh. Ambulocetus mungkin merupakan hewan amfibia yang hidup di darat dan di air. (perhatikan gambar)

Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0441A.jpgDescription: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0443A.jpg   Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0433A.jpg



3.      Anatomi perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi pada spesies yang di kelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar dan semua mamalia lain, meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang sangat berbeda. (lihat gambar). Tentunya, cara terbik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar bukan merupakan cara terbaik untuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi seperti itu tidak masuk akal jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan tidak saling berhubungan. Suatu penjelasan yang lebih mungkin adalah bahwa kemiripan dasar tungkai depan ini adalah akibat dari di turunkannya senua mamalia dari satu nenek moyang yang sama. Tungkai depan, sayap, sirip, dan lengan dari mamalia yang berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar yang sama. Akibat fungsi yang berbeda pada setap spesies, maka struktur dasarnya dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama disebut homologi. Dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti itu disebut struktur homolog. Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang berfungsi dalam suatu kapasitas di modifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.

Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0423A.jpg“Struktur homolog: tanda-tanda anatomis proses evolusi. Tungkai depan semua mamalia di bangun dari unsur kerangka yang sama, dan terlihat adanya hubungan arsitektur seperti yang kita harapkan jika tungkai depan nenek moyang atau leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa struktur untuk mengemban berbag I jenis fungsi yang berbeda.

Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi) yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut, organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya.


4.      Embriologi perbandingan
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Semua embrio vertebrata akan mangalami suatu tahapan dimana mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya. Pada tahapan perkembangan ini, persamaan pada ikan, katak, ular, burung, manusia, dan semua vertebrata lain jauh lebih terlihat dari pada perbedaannya. Sementara perkembangan itu berlangsung, berbagai vertebrata menjadi semakin bervariasi, dan akhirnya akan memiliki ciri khas pada kelasnya. Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang; pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur, seperti kantong insang, yang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan bentuknya yang telah berkembang secara lengkap. Dilihat dari prinsip Darwinian mengenai pewarisan yang di modifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang ekstrim yaitu “ontogeny memberikan ikhtisar filogeni”. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan organisme individu (antogeni) merupakan pengulangan sejarah evolusioner spesies (filogenni). Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa mamalia pertama-tama mengalami “tahapan perkembangan ikan”, kemudia tahapan amfibia, dan seterusnya. Ontogeny dapat memberikan petunjuk untuk filogeni tetapi penting untuk di  ingat bahwa semua tahapan perkembangan bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang panjang.
Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0424A.jpgTanda-tanda evolusi dari embriologi perbandingan: pada tahapan perkembanga awal ini, kekerabatan vertebrata tidak dapat disangkal. Misalnya kantung insang pada (a). embrio burung dan (b). embrio manusia. Embriologi perbandingan membantu para ahli biologi mengidentifikasi homologi struktur anatomi yang kurang jelas terlihat pada hewan dewasa karena struktur tersebut telah di modifikasi secara meluas dan berbagai cara yang berbeda selama perkembangan organisme itu selanjutnya.


5.      Biologi molekuler
Hubungan evolusi diantara spesies di cerminkan dalam DNA dan proteinnya, dalam gen dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Jika dua pragraf yang panjang adalah sama meskipun ada penggantian satu huruf dibeberapa tempa, tentunya kita akan mengatakan bahwa paragraph itu berasal dari satu sumber yang sama.
Biologi molekuler mendukung pemikiran Darwin yang paling berani, bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat tertentu melalui cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling awal. Bahkan organisme yang secara taksonomi berbeda jauh seperti manusia dan bakteri, memiliki bebrapa protein yang sama, misalnya sitokrom suatu protein yang terlibat dalam respirasi seluler pada semua spesies aerob. Mutasi telah menggantikan asam amino di beberapa tempat pada protein tersebut selama perjalanan panjang evolusi, tetapi molekul sitokrom pada semua spesies sangat mirip dalam struktur dan fungsi.
Suatu kode genetik yang sama merupakan bukti yang tak terbantahkan mengenai fakta bahwa semua kehidupan saling berhubungan. Dengan demikian, bahsa kode genetik telah diturunkan melalui semua cabang pohon kehidupan sejak permulaan munculnya kode genetik tersebut pada bentuk kehidupan yang lebih awal. Dengan demikian,  biologi molekuler telah menambahkan babak terbaru pada bukti-bukti bahwa evolusi adalah dasar kesatuan dan keanekaragaman kehidupan.

D.    EVOLUSI POPULASI
Salah satu hambatan dalam memahami evolusi adalah adanya miskonsepsi umum bahwa tiap organisme berevolusi, dalam pengertian Darwinian, selama masa hidup organisme tersebut. Ternyata, seleksi alam memang bekerja pada tingkat individu. Sifat-sifat organisme mempengaruhipeluang organisme itu untuk bertahan hidup dan keberhasilan reproduksinya. Akan tetapi, dampak evolusioner seleksi alam ini hanya tampak dalam melacak bagaimana suatu populasi organisme berubah seiring dengan berjalannya waktu.

1.      Genetika populasi
Sebagian besar ahli biologi mengatakan bahwa spesies merupakan hasil evolusi, tetapi Darwin saat itu tidak begitu berhasil mendapatkan pengakuan atas ide bahwa seleksi alam adalah mekanisme evolusi. Seleksi alam memerlukan proses penurunan sifat yang tidak dapat dijelaskan oleh Darwin. Teorinya didasarkan pada apa yang dilihat seperti paradox pewarisan; yang sama menurunkan yang sama. Tetapi persis demikian. Yang kurang dari penjelasan Darwin adalah suatu pemahaman pewarisan yang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam suatu populasi, namun tetap bertanggung jawab atas pewarisan populasi ini secara tepat dari induk kepada keturunannya. Meskipun Gregor dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama, penemuan mendel tidak di hargai saat itu, dan ternyata yang dapat melihat dan menyadari saat itu bahwa Mendel telah menjelaskan prinsip dasar pewarisan yang sudah pasti saat itu dapat menyelesaikan paradox Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap konsep seleksi alam.

a.      Sintesis evolusioner modern menggabungkan konsep seleksi Darwinian dengan konsep pewarisan mendelian
Sungguh ironis, ketika artikel penelitian mendel ditemukan kembali dievaluasi ulang pada permulaan abad ke-20, banyak ahli genetika yakin bahwa hokum pewarisannya berentangan dengan teori Darwin mengenai seleksi alam. Sebagai bahan dasar seleksi alam, Darwin menekankan sifat kuantitatif  yaitu sifat-sifat dalam suatu populasi yang terus bervariasi, seperti panjang bulu mamalia atau kecepatan binatang berlari menghindar dari pemangsa.
Titik balik yang mentukan teori evolusi adalah kelahiran genetika populasi yang menekankan luasnya variasi genetik di dalam populasi dan mengenali arti penting dari sifat kuantitatif. Dengan kemajuan dalam genetika populasi pada tahun 1930-an, Mendel dan Darwin dipersatukan dan dasar genetik variasidan seleksi alam dapat dipertemukan.
Suatu teori evolusi konfrehensif yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern telah ditempa pada awal tahun 1940-an. Disebut sebagai sintesis karena teori ini memadukan penemuan-penemuan dan ide dari berbagai bidang yang berbeda, yang meliputi paleontology, taksonomi, biogeografi, dan genetika populsai. Diantara arsitek sintesis modern terdapat ahli genetika Theodosius Dobzthansky, ahli biogeografi dan ahli taksonomi Ernts Mayr, ahli paleontology George Gaylord Simpson, dan ahli botani G. Ledyard Stebbins. Sintesis modern menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, dan ide tentang gradualisme untuk menjelaskan bagaimana perubahan besar dapat berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan kecil yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Tidak ada paradikma ilmiah yang dapat bertahan tanpa modifikasi selama setengah abad. Banyak ahli biologi evolusi sekarang ini sedang menantan beberapa asumsi dalam sisntesis modern tersebut.

b.      Struktur genetik suatu populasi ditentukan olehh frekuensi alel dan genotipenya.
Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir yang digolongkan sebagai spesies yang sama. Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memilikisuatu wilayah geografis tempat individu tersebar  secara tidak merata, tetapi pada umumnya terpusat pada beberapa populasi terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi dari populasi lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan materi genetiknya.
Isolasi seperti itu sangat umum ditemukan pada populasi yang dibatasi oleh pulau-pulau yang saling berjauhan, danau-danau yang tidak saling berhubungan, atau daerah pegunungan yang dipisahkan oleh dataran rendah. Namun demikian, populasi tidak selalu terisolasi, juga tidak harus memiliki perbatasan yang jelas. Satu pusat populasi bisa aja berbaur dengan populasi lain dalam suatu wilayah pertemuan dimana anggota spesies itu ditemukan dalam jumlah sedikit. Meskipun populasi ini terisolir, individu-individu masih lebih terpusat pada bagian-bagian tengah populasinya sehingga lebih mungkin untuk kawin dengan anggota populasi yang sama dibandingkan dengan anggota poulasi lain. Dengan demikian, individu yang berada dekat dengan pusat populasinya.

Description: C:\Documents and Settings\hendra\My Documents\Bluetooth Exchange Folder\IMG0449A.jpgSebaran populasi: populasi adalah kumpulan individu terlokalisir yang tergolong ke dalam spesies yang sama. Pada gambar di terseebut. Dua populasi pada pohon cemara Douglas di pisahkan oleh sebuah dasar sungai, dimana pohon cemara tidak umum ditemukan. Kedua populasi itu tidaklah terisolasi secara total; penyerbuka silang terjadi ketika angina meniupkan serbuk sari antar populasi itu. Namkun demikian, pohon-pohon itu lebih mungkin untuk mengadakan penyerbukan antar anggota populasi uang sama di bandingkan dengan pohon pada sisi sungai yang berbeda.

c.       Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan suatu populasi yang tidak berevolusi.
Sebelum kita mempertimbangkan mekanisme yang mempertimbangkan suatu populasi berevolusi, akan sangat membantu untuk memeriksa, sekedar sebagai perbandingan, struktur genetik suatu populasi yang tidak berevolusi. Kumpulan gen seperti itu dijelaskan oleh teorema Hardy-Weinberg, yang diambil dari nama dua saintis yang secara terpisah menghasilkan prinsip itu pada tahun 1908. Teorema tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Dengan kata lain, pergeseran seksual alel akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak akan berpengaruh pada keseluruhan struktur genetik suatu populasi.
Untuk menggunakan teorema Hardy-Weinberg, mari kita kembali kepopulasi bunga liar rekaan kita yang terdiri dari 500 tumbuhan tersebut. Ingat bahwa 80% diantara lokus warna bunga pada kumpulan gen memiliki alel A dan 20% memiliki alel a. bagaimana rekomendasi genetik selama reproduksi seksual akan mempengaruhi frekuensi kedua alel itu pada generasi populasi Bunga liar berikutnya. Parea ahli genetika populasi kadang-kadang mengacu persamaan umum tersebut sebagai persamaan Hardy-Weinberg. Persamaan itu memungkinan kita untuk menghitung frekuensi alel dalam suatu kumpulan gen jika kitamengetahui frekuensi genotipe, dan sebaliknya. Salah satu penggunaanya adlah untuk menghitung presentasepopulasi manusia yang membawa untuk penyakit keturunan tertentu. Sebagai contoh, satu diantara 10.000 bayi di Amerika Serikat lahir dengan kelainan fenilketorunia (PKU), suatu gangguan metrabolisme yang jika tidak di obati akan mengakibatkan hambatan perkembangan mental dan permasalahan lain. (Bayi-bayi yang baru lahir sekarang secara rutin diperiksa PKU. Dan gejalanya dapat dicegah dengan cara menjalankan diet yang ketat). Penyakit tersebut disebabkan oleh satu alel resesif, dan dengan demikian frekuensi individu dalam populasi individu dalam populasi Amerika Serikat yang lahir dengan PKU bertalian dengan  pada persamaan Hardy-Weinberg (). Misalkan ada suatu kejadian PKU per 10.000 kelahiran, maka itu berarti  = 0,0001. Dengan demikian, frekuensi alel resesif untuk PKU dalam populasi adalah
  =  0,01
P = 1 – q = 1 – 0,01 = 0,09

Frekuensi pembawa sifat, orang heterozigot yang tidak memiliki PKU namun dapat  menurunkan alel PKU keturunannya sebanyak

      2pq  =  2  x  0,99  x  0,01  =  0,0198  (sekitar 2%).

Dengan demikian, sekitar 2% dari populasi Amerika Serikat membawa alel PKU.

2.      Penyebab mikroevolusi
Mikroevolusi merupakan perubahan dari generasi ke generasi dalam alel atau frekuensi genotipe suatu populasi. Jika teorema Hardy-Winberg menjelaskan suatu kumpulan gen dalam suatu kesetimbangan yaitu suatu populasi yang tidak berevolusi. Konsep Hardy-Weinberg menjelaskan apa yang akan diharapkan jika suatu populasi tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan untuk frekuensi alel dan genotype yang dihitung dari persamaan Hardy-Weinberg memberikan dasar untuk melacak struktur genetic suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel atau genotype menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg, maka populasi dikatakan sedang berevolusi; definisi mengenai evolusi pada tingkat populasi adalah evolusi adalah suatu perubahan dari generasi ke generasi dalam frekuensi alel atau genotype populasi, dan suatu perubahan dalam struktur genetic populasi. Karena perubahan dalam suatu kumpulan gen seperti itu adalah evolusi dalam skala kecil, maka keadaan ini secara lebih spesifik di sebut sebagai mikroevolusi.
Mikroevolusi tetap berlangsung sekalipun frekuensi alel berunah hanya untuk sebuah lokus genetic tunggal. Jika melacak frekuensi alel dan genotope dalam suatu populasi selama bebrapa generasi yang beruntun, bebertapa lokus bisa berada dalam kesetimbangan sementara frekuensi alel pada lokus yang lain sedang berubah.
Ø  Ukuran populasi yang besar. Dalam populasi yang kecil, hanyutan genetic, yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan gen, dapat mengubah frekuensi alel
Ø  Terisolasi dari populasi lain. Aliran gen, pemindahan gen antar populasi akibat pepindahan individu atau gamet, dapat mengubah kumpulan gen.
Ø  Tidak ada mutasi netto. Dengan cara mengubah satu alel menjadi alel yang lain, mutasi akan mengubah kumpulan gen.
Ø  Perkawinan acak. Jika individu memiliki pasangan kawinnya yang memiliki sifat tertentu yang dapat diwariskan, maka percampuran acak gamet yang diperlukan untuk kesetimbangan Hardy-Weinberg tidak akan terjadi.
Ø  Tidak ada seleksi alam. Kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi yang berbeda mengubah suatu kumpulan gen dengan cara menguntungkan penyebaran beberapa alel yang lain.
Kelima syarat yang diperlukan kesetimbangan Hardy-Weinberg memberikan suatu kerangka kerja untuk pemahaman proses yang menyebabkan mikroevolusi. Terdapat lima agen potensial  mikroevolusi yaitu: hanyutan genetic, aliran gen, mutasi, perkawinan tidak acak, dan seleksi alam. Masing-masing agen potensial tersebut berasal salah satu dari kelima syarat yang diperlukan untuk kesetimbangan Hardy-Weinberg. Diantara semua penyebab mikroevolusi, hanya seleksi alamlah yang umumnya mengadaptasikan suatu populasi ke lingkungannya. Agen mikroevolusi lain kadang-kadang disebut sebagi nonDarwinian karena sifatnya yang umumnya tidak adaptif.

Hanyutan genetic
Jika suatu generasi baru memperoleh alelnya secara acak, maka semakin besar jumlah sampel, dan semakin baik kumpulan gen generasi sebelumnya akan terwakili. Jika populasi suatu organsime berukuran kecil, maka kumpulan gennya yang ada saat ini mungkin tidak terwakili secara tepat pada generasi berikutnya karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Secara ideal, suatu populasi harus tak terhingga besarnya supaya dapat mengesampingkan hanyutan genetik sepenuhnya sebagai suatu gen evolusi. Meskipun hal itu tidak mungkin, banyak populasi berukuran begitu besar sehingga pergeseran genetik bisa diabaikan. Namun demikian, beberapa populasi berukuran cukup kecil sehingga memungkinkan hanyutan genetik yang bermakna. Dua situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran genetik adalah leher botol populasi dan pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil individu.
Efek leher botol (penyempitan). Bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran, yang membunuh korban yang tidak pandang bulu dapat mengurangi ukuran suatu populasi secara drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetik populasi keclil yang selamat dari bencana itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan susunan populasi semula; suatu situasi yang dikenal dengan efek leher botol. Hanyutan genetik dapat terus mempengaruhi populasi selama beberapa generasi, sampai populasi itu suatu saat cukup besar sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan pengambilan sampel menjadi tidak bermakna lagi. Efek leher botol dan hanyutan genetik yang diakibatkannya, umumnya mengurangi keseluruhan keanekaragaman genetik dalam suatu populasi karena alel untuk setidaknya beberapa lokus kemungkinan besar hilang dari kumpulan gen.
Efek pendiri. Hanyutan genetik juga dapat menjadi kapan saja pada beberapa individu yang menempati pulau, danau, atau beberapa habitat baru yang terisolisir. Semakin kecil ukuran sampel, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetik.


LEMBAR PENGESAHAN

Judul               : EVOLUSI
Penyusun         : Kelompok 9
1.      Hendra Pradinata
2.      Erna Wati
3.      Septa Adung
4.      Nelyana Saputri
Kelompok       : kelompok 9

Makalah ini  telah disetujui dan dibaca.

Tarakan,     November  2011



Mengetahui :
Pengampu                                                                                           penulis





Text Box: i
 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami (penulis) sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan walaupun masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi.
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajri tentang asal usul kehidupan dan semua makhluk hidup, yang di mulai dari unit yang paling terkecil yaitu sel sampai  yang terbesar yaitu biosfer. Pada kesempatan ini, materi dalam makalah yang kami buat adalah konsep mengenai asal usul kehidupan hingga menjadi seperti sekarang  ini atau yang sering kita dengar adalah evolusi. Yang pada dasarnya dimulai oleh pencentus pertamanya adalah Charles Darwin. Untuk lebih lanjutnya, dapat dilihat ke bagian isi dari makalah ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun supaya makalah ini bisa bermanfaat bagi mereka yang memerlukan.
            Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga selesai. Semoga Tuhan senang tiasa meridhoi kita semua. Amin.

Tarakan,     November 2011




penulis


Text Box: ii

 
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.    LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
B.     RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 1
C.     TUJUAN................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN TEORI...................................................................................... 3
A.    KONTEKS HISITORIS UNTUK TEORI EVOLUSI.......................................... 3
B.     REVOLUSI DARWINIAN................................................................................... 7
C.     BUKTI-BUKTI EVOLUSI.................................................................................... 12
D.    EVOLUSI POPULASI.......................................................................................... 17
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 24
A.    KESIMPULAN...................................................................................................... 24
B.     SARAN................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 25




Text Box: iii
 
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah ini, kami dapat menyimpulkan tentang asal mula kehidupan yang di centuskan pertama kalinya oleh Charles Darwin yang menganggap bahwa manusia lahir dari nenek moyang yang bermula dari satu spesies kemudian terjadi perubahan dalam waktu  sangat lama yaitu ikan, kemudian naik ke darat menjadi reptil dan seterusnya hingga menjadi manusia yang sempurna. Tapi ilmuan setelah Chrales Darwin menganggap bahwa  klaim ini di anggap salah dan Darwin juga tak bisa berkata apa-apa ketika ditanya awal munculnya sebuah spesies.
Tapi, sesuatu tidak akan bisa bahkan mustahil muncul dengan sendirinya atau muncul secara kebetulan. Semua itu pasti ada yang menciptakan dari ketiadaan, dialah Allah SWT yang menciptkan langit dan bumi serta isinya yang didesain secara lengkap dan sempurna. 

B.     Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik secara penulisan maupun secara materi. Oleh karena itu, kamio sangat mebgharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun agar makalah ini bisa berguna bagi mereka yang memerlukan dan untuk masa depan.







DAFTAR PUSTAKA

Browne, J. Charles Darwin Voyaging. Princeton, NJ: Princeton University Press, 1995. Suatu biografi yang lengkap dan menarik.
Darwin, C. On the Origin of Species by Means of natural Selection, atau the preservasion of vafored races in the  struggle for life. Ne york: new American Liblary, 1963. Suatu cetakan modern buku bersejarah yang telah merevolusikan biologi.
Futuyma, D.J. evolutionary Biologi, 3rd ed.surderland, MA: sinauer Associates, 1998. Suatu buku teks kelas atas yang bersifat mendikte.
Williams, N. ‘streercar Carries Evolution Modelers Around Roadbloks’, Science, 1996. Penerapan teori bermain dalam model evolusi.
Gibbons, A. “The Mistery Of Humanity’s Missing Mutasions.” Science. 1995. Bukti Terjadinya Efek Leher Botol Dalam Sejarah Kita.
Weiner, J. “Evolution Made Visible.” Science. 1995. Pengamatan Evolusi Yang Sedang Berlangsung.


           E V O L U S I
 
 






DISUSUN OLEH:

HENDRA PRADINATA









FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2011


3 komentar:

Nunung mengatakan...

makasih penjelasan teori evolusi darwin ini.

Anonim mengatakan...

Izin copy..Trma ksih..

Unknown mengatakan...

izin copy ya kak?
terima kasih atas ilmunya