Selasa, 08 Oktober 2013

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

A. KRITERIA
     1. Materi pembelajaran berbasis fakta yang dapatn dijelaskan dengan lofika tertentu
     2. Mendorong dan menginspirasi siswa secara kritis, analitis, dan tepat dalam memahami dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

Langkah-Langkah Pembelajara
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik  (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.  
5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud   untuk semua mata pelajaran.

Minggu, 05 Mei 2013

Definisi dan Fungsi Kurikulum

fungsi kurikulum





DisusunOleh :
HendraPradinata (11.601040.061)
Sunarti (11.601040.063)










UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2013
A.    DEFINISI KURIKULUM
Kita telah ketahui bahwa kurikulum merupakan Suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan, untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu sesuai dengan jenis lembaga pendidikan tersebut, dimana salah satu sasaran diantaranya adalah terdapat perubahan tingkah laku (transfer hasil pendidikan) pada diri siswa. Didalam pengertian kurikulum ini termasuk pula pengalaman belajar, metode belajar mengajar, evaluasi hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, fasilitas fisik dan non fisik, serta administrasinya. Pengertian secara umum kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan belajar mengajar (UU No. 2 Tahun 1989).

B.     FUNGSI KURIKULUM
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat empat fungsi kurikulum, yaitu:
1.      Fungsi Kurikulum Dalam Kepentingan Pendidikan
a.       Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin di capai,oleh karena itu,fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau mediauntuk mencapai tujuan pendidikan.
b.      Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa
Sebagai organisasi belajar ( lerning organsatior ) yang tersusun dengan cermat,kurikulum selalu di siapkan dan di rancangbagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan di konsumsi siswa.Oleh karena itu, merancang kurikulumakan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar mereka mandiri dan menjadi sosok yang yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
c.       Fungsi kurikulum bagi para pendidik
Bagi pendidik, kurikulum memegang peranan penting yang berfungsi sebagai:
·         Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisirpengalaman belajar siswa.
·         Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
·         Pedoman dalam megatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

d.      Fungsi kurikulum bagi pimpinan
·         Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise, yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar siswa kea rah yang lebih baik.
·         Sebagai pedoman dalammelaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan pada kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka.
·         Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat di jadikan pedoman dalam mengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
·         Sebagai acuan bagi pelaksanan evaluasi agar proses belajar mengajar dapat lebih baik.
e.       Fungsi kurikulum bagi orangtua siswa
Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua mereka dapat berperan serta dalam membantuh sekolah melakukan pembinaan terhadap putra putri mereka.Dengan mengacuh pada kurikulum sekolah di mana anak-anak mereka di bina, maka orang tua dapat memantau perkembangan informasi yang di serap anak mereka.
f.       Fungsi kurikulum pada sekolah tingkat atas
Kurikulum pada tingkat sekolah yang lebih rendah akan sangatberkait, dengan upaya perancangan kurikulum pada tingkat pendidikan selanjutnya. Pengelola sekolah setingkat SLTA misalnya, akan selalu mengacu pada rumusan kurikulum pada tingkat SLTP dalam perancangannya.Dengan kata lain, kesinambungan dan keterkaitan antara tingkatan pendidikantadi dari sisi korelasi keilmuwan harus sinergis dalam rumusan kurikulum.
g.       Fungsi kurikulum pada masyarakat
Masyarakat dapat mengacu pada kurikulum yang di tetapkan lembaga pendidikan, untuk kepentingan memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak masyarakat. Masyarakat dapat memberiukan kritik dan saran yang konstruktif dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan kerja.

2.      Fungsi Kurikulum Seara Umum Dan Khusus
Fungsi kurikulum dibagi menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
a.       Fungsi umum kurikulum
Kurikulum berfungsi sebagai penyedia dan pengembang individu peserta didik.
b.      Fungsi khusus kurikulum
·         Fungsi preventif
Dimaksudkan agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum.

·         Fungsi korektif
Sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam membetulkan pelaksanaan yang menyimpang dari kurikulum.
·         Fungsi konstruktif
Memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya, asalkan arah pengembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

3.      Fungsi Kurikulum Berdasarkan Sudut Pandang Siswa
a.       Fungsi Penyesuaian (The adaptation Function)
Kurikulum sebagai salah satu upaya manusia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada individu-individu itu, dan harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan yg bersifat dinamis, agar bisa membantu dalam mengadaptasi lingkungannya.
b.      Fungsi Pengintegrasian
Artinya kurikulum berfungsi untuk mendidik individu yang terintegrasi secara utuh dengan masyarakatnya.
c.       Fungsi Diferensiasi
Artinya kurikulum berfungsi memberikan layanan terhadap perbedaan-perbedaan pendapat serta perbedaan lainnya dalam diri siswa, dan masyarakat.
d.      Fungsi Persiapan
Kurikulum mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi atau terjun dalam masyarakat seandainya dia tidak mampu melanjutkan sekolahnya.
e.       Fungsi Pemilihan
Disini fungsi kurikulum memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih sesuai dengan minat dan kemampuan agar dia bisa mengembangkan kemampuannya secara optimal.
f.       Fungsi Diagnostik
Kurikulum berfungsi untuk membantu memberikan pemahaman dan pengarahan kepada siswa agar ia dapat memahami dirinya dan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Jika dilihat dari sudut pandang sekolah, fungsi kurikulum adalah sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan. Jika dilihat dari sudut masyarakat, adalah dalam rangka penempatan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pendidikan, misalnya saran kesesuaian pendidikan dan lapangan kerja.

4.      Fungsi Bagi Masyarakat
Pada tamatan sekolah memang dipersiapkan untuk terjun dimasyarakat atau tugasnya untuk bekerja sesuai dengan keterampilan profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum sekolah haruslah mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau para pemakai keluaran sekolah. Untuk keperluan itu perlu ada kerja sama antara piliak sekolah dengan pihak luar dalam hal pemberrahan kurikulum yang diharapkan. Dengan demikian, masyarakat atau para pemakai lulusan sekolah dapat memberikan bantuan, kritik atau saran-saran yang berguna bagi penyempumaan program pendidikan di sekolah.
Dewasa ini kesesuaian antara program kurikulum dengan kebutuhan masyarakat harus benar-benar diusahakan. Hal itu mengingat seringnya terjadi kenyataan balwa lulusan sekolah tidak sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan. Akibatnya, walau semakin menumpuk tenaga kerja yang ada, kita tak dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia karena tidak memiliki keterampilan atau keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan pada lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, ada seorang tokoh pendidikan yang mengemukakan agar sekolah tingluat SD sudah dibuat menjadi dua jalur, yaitu jalur akademis (dipersiapkan untuk melanjutkan sekolah) dan jalur vokasional (dipersiapkan untuk segera bekerja). Hal itu berdasarkan kenyataan penelitian bahwa masih sebagian besar anak tamatan SD yang tidak meneruskan pendidikan ke tingkat di atasnya. Sering terjadi karena suatu tingkat keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu tingkat pekerjaan, maka hal itu segera diajarkan di sekolah. Dengan adanya hal itu, para pemakai lulusan sekolah tentunya sudah tanggap, lulusan dengan keterampilan.

C.    KESIMPULAN
Setiap lembaga pendidikan formal maupun nonfomal dalam penyelenggaraan kegiatan sehari-harinya berlandaskan kurikulum-kurikulum itu sendiri. Kurikulum berfungsi sebagai penyedia dan pengembang individu peserta didik.
Bagi pendidik, kurikulum memegang peranan penting. Fungsi adalah sebagai Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisirpengalaman belajar siswa, sebagai Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka, dan sebagai Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Oleh karena itu, Kurikulum sebagai salah satu upaya manusia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada individu-individu itu, dan harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan yg bersifat dinamis, agar bisa membantu dalam mengadaptasi lingkungannya.

D.    REFERENSI
Wahyudin. 2011. Komponen-komponen Kurikulum Online http://whyfaqoth.blogspot.com/2011/07/komponen-komponen-kurikulum-dan.htmlDiakses tanggal 23 Pebruari  

Minggu, 14 April 2013

Sebuah kehidupan merupakan perjalanan nyata yang harus di jalani untuk menenpuh kehidupan selanjutnya. tetapi sebelum mengalami hal itu, banyak tantangan dan rintangan yang harus kita lalui di kehidupan itu sendiri.

jangan pernah sia-siakan waktu yang telah kita menangkan dari ribuan bahkan jutaan sel sperma untuk menembus dinding rahim yang ada dalam perut ibu.

kini kita terlahir sebagai pemenang dan mati juga harus menjadi pemenang

jadilah orang yang selalu di kenang oleh orang banyak

Jumat, 05 April 2013

Proposal Rumput Laut



A.  PENDAHULUAN
Dalam rangka menghadiri era perdagangan bebas, peningkatan persaingan pasar sangat dibutuhkan guna meningkatkan perekonomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia, seiring dengan itu pula maka dianggap perlunya solusi untuk menempuh persoalan tersebut. Menanggapi permasalahan tersebut, Pokdakan Anak Pesisir bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi sumber daya laut khususnya hasil di bidang budidaya rumput laut yang berada di perairan Tarakan.

B.     LATAR BELAKANG
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para Petani/ Nelayan dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsure-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya sampai modal usaha dalam pelaksanaannya agar tercipta pemerataan daya saing yang seimbang dan ideal antara petani / usaha kecil yang pada umumnya beraa  dipihak produksi dengan pengusaha besar yang umumnya berada dipihak menguasai pengolahan secara global.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk Usaha Perikanan Rakyat, dan Perikanan Besar milik Pemerintah serta milik Swasta Nasional atau Asing kemudian menginginkan perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lain pengelolaannya secara tradisional. Produktivitas menghadapi kompetesi pasar dilain pihak perikanan bebas yang memiliki teknologi skala. Usaha yang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan pasar kelemahan dari Pengusaha Perikanan Kecil, dan kekuatan dari Pengusahanya Perikanan Besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan social karena dalam perkembangannya saling berkepentingan diantara kedua pihak. Kesenjangan yang bisa timbul akan dapat


diperkecil dengan mengadakan bantuan social sebagai bentuk peduli Pemerintah kepada Pengusaha kecil di bidang produksi perikanan dan kelautan.
Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Sampai saat ini, daerah yang mengandung rumput laut di perairan Tarakan yaitu Tanjung Karis, Selumit Pantai, Lingkas ujung Karang Rejo Pantai, Tanjung Pasir, dan Tanjung Batu. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, Jelly Food, Permen, Manisan dan campuran makanan seperti Burger, Bakso, Sup, Es Buah, dan lain-lain. Rumput laut juga merupakan bahan baku Industry Kosmetik, Farmasi, Tekstil, Kertas, dan lain-lain.
Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Pabrikan dan eksportir untuk memperoleh bahan baku rumput laut kering.
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor, merupakan sumber devisa bagi Negara dan budidaya merupakan sumber pendapatan Petani/Nelayan dapat menyerap tenaga kerja serta mampu memanfaatnkan perairan pantai di Kepulauan Tarakan yang sangat potensial. Sebagai daerah kepulauan, maka pengembangan rumput laut di Tarakan dapat dilakukan secara luas oleh para Petani/Nelayan.
Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan benih, teknis budaya, pengolaan pasca panen, dan pemasarannya, maka untuk pengmbangan usaha budidaya rumput laut ini para Petani/Nelayan perlu melakukannya dengan dibekali pelatihan yang menjadi  program utama oleh Kelompok Tani POKDAKAN Anak Pesisir. Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini, disiapkan biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Sebagai acuan di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan yang di harapakan mendapat solusi berupa perhatian beserta bantuan dari Pemerintah Kota Tarakan.

C.    MAKSUD DAN TUJUAN
a.       Maksud
·         Permohonan bantuan dana untuk budidaya rumput laut
·         Kami berinisiatif menjadi penyedia bahan baku di Kota Tarakan.
b.      Tujuan
·         Meningkatkan produktivitas dan kualitas rumput laut
·         Meningkatkan daya saing budidaya rumput laut dalam pengolaan dan pemasaran Global
·         Menguatkan kapasitas dan eksistensi pengolaan rumput laut
·         Membantu pemerintah dalam penanganan kebutuhan lapangan kerja.

D.    VISI DAN MISI
a.       Visi
·         Menciptakan lapangan kerja sebagai produk budidaya rumput laut yang berindentasi dalam pemberdayaan masyarakat dalam melayani kebutuhan pasar.
b.      Misi
·         Meberdayakan masyarakat Kota Tarkan dalam menyediakan kebutuhan pasar.
·         Membantu mengurangi krisis lapangan keja.

E.     ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN
a.       Kekuatan
·         Harga terjangkau
·         Kualitas terjamin
·         Kebersihan rumput laut terjamin
b.      Kelemahan
·         Manajemen tradisional
·         Sarana dan prasarana yang sederhana

·         Sumber daya manusia yang masih rendah pendidikan
·         Pemasaran yang masih terbatas
c.       Peluang
·         Pemasaran yang masih luas
·         Bahan baku yang mudah didapat
·         Biaya pereduksi terjangkau.
d.      Ancaman
·         Munculnya  pesaing baru.

F.     STRUKTUR PENGURUS
Struktur pengurus terlampir.
G.    ESTIMASI ANGGARAN
a.      Aspek Keuangan Kebutuhan Pengolaan
Kebutuhan biayan pengolaan terdiri atas biaya investsi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk mengadakan sarana produksi terdiri atas pengadaan kayu sebagai jangkar, tali nilon, tali troll, tali bentang, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat penjemuran, mesin ketingting, dan perahu ketinting. Sedangkan biaya tenaga kerja adalah biaya yang di perlukan untuk pengolaan bahan seperti perakitan bahan, pengikatan bibit, pemasangan benang pada bentang, pembuatan jemuran, pembuatan perahu, dan pasca panen

b.      Rincian Biaya Pengolaan
·         Ukuran tali pondasi yang siap untuk dikerjakan adalah 2.000 meter dengan ukuran tali adalah 12 mm  dimana  setiap 200 meternya  membutuhkan 2 gulung tali pondasi untuk setiap jalur bentangan, sehingga jumlah  tali pondasi yang dibutuhkan sebanyak 20 gulung (340 kg). Oleh karena itu, 2.000 meter tali pondasi menghasilkan 10 jalur bentangan, dan setiap jalurnya membutuhkan kayu jangkar sebanyak 12 batang. Jadi jumlah tali jangkar yang di butuhkan untuk 10 jalur bentangan adalah 120 batang.

·          Setiap 4 meter pada tali pondasi dipasangi 1 kayu jangkar, sehingga jumlah kayu jangkar yang dibutuhkan sebanyak 500 batang.

·         Jumlah tali jangkar yang di butuhkan sama banyak dengan jumlah kayu jangkar yaitu 120 potong untuk tali jangkar berukuran 10 mm  dan 500 potong berukuran 8 mm. Setiap 1 gulung menghasilkan 8 potong tali jangkar. Jadi, jumlah tali jangkar  yang di perlukan sebanyak 15 gulung (210 kg) berukuran 10 mm dan 63 gulung (504 kg) berukuran 8 mm.
·         Setiap jalur bentangan pada pondasi membutuhkan 200 bentang tali berukuran 5 mm, sehingga jumlah  bentangan untuk 10 jalur sebanyak 2.000 bentang. Setiap 1 gulung menghasilkan 8 potong tali bentang berukuran 5 mm, maka jumlah tali bentang yang dibutuhkan sebanyak 250 gulung (750 kg)
·         Setiap jalur bentangan membutuhkan 4 buah jerigen berkapasitas 20 liter sebagai  pelampung utama, dimana ke-4 pelampung tersebut di ikat pada setiap sudut jalur bentangan. Oleh karena itu, untuk 10 jalur bentangan membutuhkan 40 buah pelampung utama.
·         Setiap satu jalur  bentangan membutuhkan 50 buah jerigen bekas yang berkapasitas 5 liter sebagai pelampung tali pondasi. Jadi untuk 10 jalur  bentangan membutuhkan 500 buah jerigen.
·         Setiap bentang membutuhkan 5 botol aqua bekas sebagai pelampung. Jadi untuk 2.000 bentang tali membutuhkan 10.000 botol aqua bekas.
·         Setiap botol memiliki pengikat, dimana pengikat tersebut menggunakan tali nilon berukuran 2 mm.  Jadi jumlah pengikat botol mencapai 5 gulung (5 kg)
·         Benang yang dipasang pada bentangan bernomor 12, dimana pada setiap bentang menghabiskan 3/4 gulung benang tiap bentang. Jadi untuk 2.000 bentang tali membutuhkan benang sebanyak 1500 gulung.
·         Keperluan bibit untuk 100 bentang menghabiskan bibit sebanyak 400 kg. Jadi bibit yang di perlukan untuk 2.000 tali bentangan mencapai 8 ton.


c.       Sketsa Pengolaan

POSISI PONDASI DI LAUT














 












Keterangan :
 




d.      Rincian Anggaran
No
Material
Jumlah
Satuan Harga
Total Harga
I
Biaya Investasi :
-          Mesin Ketinting
2 unit
Rp 4.800.000
Rp   9.600.000,-
-          Kayu Jangkar
620 batang
Rp 15.000
Rp   9.300.000,-
-          Tali Pondasi 12 mm
340 kg
Rp 35.000
Rp 11.900.000,-
-          Tali Jangkar 10 mm
210 kg
Rp 35.000
Rp   7.350.000,-
-          Tali Jangkar 8 mm
504 kg
Rp 35.000
Rp 17.640.000,-
-          Tali Bentang 5 mm
750 kg
Rp 35.000
Rp 26.250.000,-
-          Benang No. 12
1500 gulung
Rp 15,000
Rp 22.500.000,-
-          Tali Nilon 2 mm
5 kg
Rp 15.000
Rp       75.000,-
-          Botol Aqua Bekas
10.000 buah
Rp 500
Rp   5.000.000,-
-          Jerigen Kapasitas 5 L
500 buah
Rp 5.000
Rp   2.500.000,-
-          Jerigen Kapasitas 20 L
40 buah
Rp 25.000
Rp   1.000.000,-
-          Terpal 8 x 10
8 pcs
Rp 470.000
Rp   3.760.000,-
II
Biaya Tenaga Kerja :
-          Perakitan Bahan
3 hari
Rp 50.000
Rp      150.000,-
-          Pengikatan Bibit
2000 bentang
Rp 5.000
Rp 10.000.000,-
-          Pemasangan Benang Pada Bentang
2000 bentang
Rp 5.000
Rp 10.000.000,-
-          Pembuatan Jemuran
4 unit
Rp 750.000
Rp  3.000.000,-
-          Pembuatan Perahu
2 unit
Rp 4.500.000
Rp   9.000.000,-
Total
Rp 149.025.000,-

Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah





H.    PENUTUP


Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0283.jpgDescription: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0288.jpg





Perahu ketinting
 

Pelampung Bentangan
 
 
Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0298.jpgDescription: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0286.jpg                                                                                                               


Pemasangan  bibit pada bentangan
 
Bibit yang terpasang pada bentangan
 
Tali samping, Benang , dan Tali bentangan
 
Kayu jangkar
 
               
Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0302.jpgDescription: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0300.jpg

Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0293.jpg














Mesin ketinting
 

Jemuran
 



Description: D:\My Foto\Foto\Sultan0347.jpg


Tali bentangan (bettang)
 



Bendahara POKDAKAN Anak Pesisir
 



Description: D:\My Foto\Foto\Sultan0345.jpg,Description: D:\My Foto\Foto\Sultan0343.jpg
Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0296.jpg








Description: D:\My Foto\rumput laut\Sultan0291.jpg