Minggu, 31 Maret 2013

Filsafat Kurikulum



      A                      R                      T                I                K              E                L
ALIRAN FILSAFAT KURIKULUM


 







Disusun Oleh :
Hendra Pradinata (11601040061)



  


 UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2013

 
Bagian I:  ALIRAN FILSAFAT KURIKULUM
A.     Aliran Perenialisme
Aliran ini menekan pada keabadian, keidealan, kebenaran, keindahan, dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan di anggap lebih penting dan kurang memperhatikan kehidupan sehari-hari. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal. Tokoh-tokoh Perenialisme adalah :
1.      Plato. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan
2.      Aristoteles. Ia menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral
3.      Thomas Aquinas. Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata

B.     Aliran Esensialisme
Aliran ini menekankan pada pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan peseta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains, dan mata pelajaran lainnya di anggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.

C.     Aliran Eksistensialisme
Aliran ini menekankan pada individu sebagai sukmber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang harus memahami dirinya sendiri.

D.     Aliran Progresivisme
Aliran ini menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Aliran ini merupakan landasan pengembangan belajar peserta didik aktif. Menurut teori Progresive ini, kurikulum dibangun dari pengalaman personal dan sosial peserta didik. Hal demikian dilakukan agar peserta didik memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial dengan melakukan interaksi dengan lingkungan dan akhirnya memiliki kemampuan problem solving, baik personal maupun sosial.

E.      Aliran Rekonstruktivisme
Aliran ini merupakan lanjutan dari aliran progresivisme. Pada aliran ini peradaban manusia masa depan sangat di tekankan. Disamping menekankan pada perbedaan individual, aliran ini lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis, dan sejenisnya. Aliran ini mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut inimenekankan pada hasil belajar dari suatu proses.
Menurut aliran rekonstruksionisme, kurikulum tidak hanya berfungsi untuk melestarikan budaya atau apa yang ada pada saat sekarang tetapi juga membentuk apa yang akan dikembangkan di masa depan.

Bagian II : PERAN FILASAFAT DALAM KURIKULUM
1.      Sebagai landasan dalam menentukan tujuan pendidikan
2.      Sebagai landasan dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar
3.      Kurikulum yang didasari oleh filsafat klasik (perenialisme, esensialisme, dan eksistensialisme). Penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama.materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik.
4.      Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran masih dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan tomik-tomik yang di angkat dari masalah- masalah social yang krusial, misalnya tentang, social, bahkan tentang alam
5.      Materi pembelajaran yang berlandasakan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompotensi. 

Bagian III : KESIMPULAN
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum yang dikenalkan berbagai aliran filsafat. dalam kajian filsafat pendidikan pada umumnya, setiap aliran diatas memiliki orientasi yang berbeda-beda sehingga dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu.

Bagian IV : REFERENSI
Drs. Suparlan, M. Ed.
Nasution, S. (1986). Asas-asas Kurikulum. Yogyakarta: Adicita.

Tidak ada komentar: