BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta
didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup pembelajaran.
Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana
pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah, mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan
untuk diklat.
Peserta
didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang
harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan
institusi (khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Agar
keluarannya dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman, maka sudah sepatutnya
materi dan cara pembelajarannyapun disesuaikan dengan dunia nyata juga. Hal
tersebut biasa dikenal dengan model pembelajaran inovatif.
Penilaianpun juga sudah melakukan terobosan atau inovasi. Terbukti, saat ini paper and pen bukanlah satu-satunya cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik. Asesmen portofolio, autentik, dan lain-lain adalah sedikit dari banyak inovasi cara menilai keberhasilan peserta didik yang lebih menitikberatkan pada proses.
Penilaianpun juga sudah melakukan terobosan atau inovasi. Terbukti, saat ini paper and pen bukanlah satu-satunya cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik. Asesmen portofolio, autentik, dan lain-lain adalah sedikit dari banyak inovasi cara menilai keberhasilan peserta didik yang lebih menitikberatkan pada proses.
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna
kepentingan pembelajaran. Dalam pelaksanaan tugas guru sangat jarang
menggunakan satu metode, tetapi selalu memakai lebih dari satu metode karena
karakteristik metode yang memilki kelebihan dan kekurangan menuntut guru untuk
menggunakan metode yang bervariasi . Sebagai seorang guru tentu saja tidak
boleh lengah bahwa ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan
metode dalam proses interaksi belajar mengajar individu.
B. Rumusan Masalah
- Batasan Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
2. Pemilihan
dan Penentuan Metode
3. Metode
Dalam Mengajar
4.
|
C. Tujuan
1.
Agar mahasiswa dapat mengetahui metode-metode
dan teknik pembelajaran
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui dalam
memilih dan mentukan metode yang di gunakan dalam suatu pembelajaran
3.
Agar mahasiswa dapat mempelajari
bagaimana metode dalam mengajar
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Batasan
Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah
yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: Pendekatan pembelajaran, Strategi pembelajaran, Metode pembelajaran, Teknik
pembelajaran, dan Model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.
1)
Pendekatan Pembelajaran
Dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2)
Strategi Pembelajaran
Suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3)
Metode Pembelajaran
Dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
4)
Teknik Pembelajaran
Dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan
metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.
5)
|
Bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikansecara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
B.
Pemilihan
dan Penentuan Metode
Strategi
pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai
pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan
dihadapinya.
Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari :
Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari :
a. rumusan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
b. analisis
kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan
c. jenis
materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
Dimana,
di dalam strategi pembelajaran terdapat 5 komponen yang akan dilaksanakan,
yaitu :
1) Kegiatan
Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu
sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting.
2) Penyampaian
Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai
suatu kegiatan paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini
hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya tanpa
adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik
dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
3) Partisipasi
Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered maka peserta
didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar
dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari’ SAL
(Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan
iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
4)
|
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui
apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan
apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan
apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
5) Kegiatan
Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari
suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan
baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu
saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata:
a. hanya
menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat
dicapai
b. Peserta
didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari
hasil belajar yang bervariasi tersebut.
C.
Metode
Dalam Mengajar
Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya:
1. Metode
Ceramah
Ceramah dilakukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan
yang partisipatif (curah pendapat, diskusi, penugasan, studi kasus, dll).
Metode ceramah dilakukan dengan kombinasi metode yang
bervariasi. Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang
cenderung interaktif, yaitu melibatkan siswa melalui adanya tanggapan balik
atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa. Media pendukung yang
digunakan, seperti bahan serahan (handout), bahan presentasi yang ditayangkan
dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan /kertas plano, dll.
|
2. Metode
Diskusi Umum (Diskusi Kelas)
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan,
pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan
pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut,
para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya.
Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi.
Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan
(ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.
3. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi
dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman,
dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat
ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh
peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak
untuk ditanggapi.
|
4. Diskusi
Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan
suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam
kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan
juga
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam
diskusi yang lebih luas.
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam
diskusi yang lebih luas.
Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik
mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik
mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
5. Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk
‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu
‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai
bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai
keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian
memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.
|

Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang
diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan
permainan peran.
6. Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang
sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).
Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi,
seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan tengah
melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya berperan sebagai
kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu
tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini
memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak
berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang
benar-benar akan dilakukannya.
7. Sandiwara
|
Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan
berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan
analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan
peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.
8. Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu
langkah-langkah
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada
peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi
proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada
peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi
proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.
|
9. Praktek
Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa
berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.
Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata
yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu
kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah
pengembangan keterampilan.
10. Permainan
(Games)
|
Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat
dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas
hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian
dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar
permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian
yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk
menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran).
Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.
D. Kedudukan Metode Mengajar dalam
Proses KBM
1. Metode Mengajar Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun
kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti
bahwa metode adalah alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan proses belajar
mengajar. Menurut Sardiman yang dikutif oleh Djamarah dan Zain (2006:73)
“motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena
adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2. Metode Mengajar Sebagai Strategi Pengajaran
|
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut
Roestiyah NK yang dikutip oleh Djamarah dan Zain (2006:74). “Guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,
mengenal pada tujuan yang diharapkan”. Untuk memiliki strategi itu harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. Dengan demikian metode
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
3. Metode Mengajar Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan.
Dengan menggunakan metode secara akurat diharapkan mampu mencapai tujuan
pembelajaran. Seorang guru harus melakukan pemilihan dan penentuan metode yang
akan digunakan sehingga memungkinkan kegiatan pembelajaran dapat berlangsung
efektif dan efisien.
|
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode mengajar merupakan salah satu
aspek yang sangat penting oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat diharapkan siswa dapat memahami
secara optimal materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Menurut Djayadisastra
(1985:13) mengemukakan bahwa “berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat
tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh
guru”. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
B. SARAN
Semoga
makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa/i atau
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kelengkapan
dan kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari segi penyusunan. Oleh karena
itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar
pembuatan makalah yang selanjutnya lebih baik lagi.
|
DAFTAR RUJUKAN
Ebook.metode-mengajar.html
Dewi Salma P.
(2007). Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Prenada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar